soal keperawatan keluarga

MATA KULIAH                   :  KEPERAWATAN KELUARGA

SEMESTER                            :  VII

HARI / TANGGAL               :  Senin, 11 Febuari 2013

WAKTU                                 :  100 menit

DOSEN PENGAMPU           :  Ardinata S.Kep., Ns

SOAL ESSAY

  1. Ny S mengatakan merasa nyeri, payudaranya membesar, dan ada benjolan dipayudara sebalah kanan, Ny S juga mengatakan tidak tahu penyebabnya penyakitnya,

Ny P juga mengatakan sering pusing dan sering keluar keringat pada malam hari, sering muntah, muntah hari ini sudah 3 kali, Suami Ny S juga mengatakan pernah berobat ke puskesmas dan dianjurkan untuk operasi tetapi keluarga tidak mampu membayar biyaya operasi,

  1.  Dari kasus diatas Tentukan diagnosa Skala prioritas keperawatan keluarga menurut baylon dan Maglaya.
  2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul : Baylon& maglaya, Nanda & Maglaya.
  3. Tn X merupakan buruh Pabrik Cat di desanya, gajihnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, dia sudah bekerja selama 30 tahun, 3 tahun ini dia mengeluh sering batuk-batuk, dan sesak nafas, berat badannya turun 7 kg dan dadanya terasa nyeri seperti tertusuk jarum, Tx pernah berobat di puskesmas di diagnosa TBC, Keluarga X mengatakan tidak tahu bagaimana perawatan TBC, Keluarga juga tidak tahu pelayanan kesehatan yang menunjang Untuk kesembuhan keluarganya, karena jarak fasilitas kesehatan 35 KM. Dari observasi Diagnosa Skala prioritas berdasarkan Baylon &  maglaya dan Analisa data.
  4. Sebutkan fungsi keperawatan keluarga menurut baylon dan maglaya
  5. Diagnosa dalam keperawatan Keluarga ada sebutkan

 

 

silabus keperawatan keluarga

 

SILABUS

  1. 1.        IDENTITAS MATA KULIAH                      :

Mata Kuliah                     : KEPERAWATAN KELUARGA

Kode Mk                           :

Jumlah SKS                       : 1 SKS

Dosen Pengampu           : Ardinata, S.Kep.Ns

Penempatan                     : I (Ganjil)

Waktu Pertemuan            : T        : 7 x 120 menit : 840 menit

Penanggung jawab          :

 

  1. 2.        DESKRIPSI MATA KULIAH                       :

Mata ajar ini memberikan pemahaman tentang asuhan keperawatan keluarga pada tiap tahapan tumbuh kembang keluarga dan masalah keluarga terkait masalah kesehatan yang lazim di Indonesia. Pembahasan tentang issue dan kecenderungan dalam keperawatan keluarga dengan penekanan pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan.

Kegiatan pembelajaran meliputi: ceramah, diskusi dan pembahasan kasus

  1. 3.        STANDAR KOMPETENSI             :

Mahasiswa memiliki wawasan tentang teori, konsep dan prinsip-prinsip asuhan keperawatan keluarga, dengan memahami  konsep  keluarga   sebagai dasar  dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, mampu melakukan pengkajian  keluarga sesuai konsep yang ada, merumuskan dan menetapkan diagnosa keperawatan keluarga, Membuat perencanaan keperawatan keluarga, Melakukan intervensi keperawatan keluarga dengan fokus memberdayakan keluarga, menerapkan keterampilan spesifik dalam melakukan asuhan keperawatan kepada keluarga, melakukan evaluasi asuhan keperawatan keluarga sesuai implentasi yang telah dilakukan, serta mendokumentasikan seluruh proses dan hasil asuhan keperawatan keluarga

 

  1. 4.        KOMPETENSI DASAR                  :

      Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

  1. Menjelaskan tentang konsep keperawatan keluarga
  2. Menjelaskan peran dan fungsi keluarga
  3. Konseptual model  praktik keperawatan keluarga
  4. Menjelaskan konsep model praktik keperawatan keluarga

 

  1. 5.        EVALUASI

Absensi & kuis                  : 20 %

Praktikum/penugasan      : 25 %

UTS                                   : 25 %

UAS                                   : 30 %

 

  1. 6.        DAFTAR PUSTAKA

 

  1. Stuart-Sundeen, 2001, Pocket Guide to Psychiatric Nursing, EGC.Jakarta
  2. Friedman MF (1998), Family Nursing, Research  Theory and Practice 4 th Edition, Appletonj & Large USA
  3. Harmon H, Shirley May & Sherly Thalman B (1996), Family Health Care Nursing – Theory Pracice and Research. F.A. Davis Company Philadelphia
  4. Marrelli, FM & Lynda SH (1987) The Nurse Manager’s Survival Guide-Practical  Answers to Everyday Problems, Mosby Year Book Inc. : Philadelphia
  5. Rice Robyn, (1996) Home Health Nursing Practice, Concept and Aplication 2 nd Edition Mosby Co. USA.

 

  1. 7.        RENCANA KEGIATAN

 

NO

Kompetensi Dasar dan Indikator

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

Metode

Media

Waktu

Daftar Pustaka

T

P

1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi latar belakang perlunya  keperawatan

keluarga

Indikator

  1. Menjelaskan latar belakang  Keperawatan Keluarga
  2. Menjelaskan pengertian  Keperawatan Keluarga
  3. Menjelaskan urgensi Keperawatan Keluarga dalam konteks pembangunan kesehatan
  4. Menyebut Garis besar dan ruang lingkup perkuliahan  Keperawatan Keluarga

 

 

Pokok Bahasan

Konsep dasar keperawatan keluarga

Sub PokokBahasan

 

  1. Mengkaji latar belakang Keperawatan Keluarga di Indonesia dan di beberapa dokumentasi keperawatan lain
  2. Mengkaji konsep dasar Keperawatan Keluarga
  3. Mendiskusikan permasalah- an dan urgensi Keperawatan Keluarga
  4. Mencatat Garis Besar dan ruang lingkup perkuliahan Keperawatan Keluarga

 

Ceramah, diskusi Penugasan

 

 

 

 

 

 

 

 

LCD, OHP, White board, Spidol

 

 

 

 

120 menit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu Memahami paradigma pemahaman konsep  keperawatan keluarga

Indikator

  1. Menjelaskan Paradigma keperawatan keluarga sebagai system  sosiologis.
  2. Menjelaskan dan membedakan Paradigma keperawatan keluarga dengan keperawatan diklinis
  3. Menyebutkan Fungsi-fungsi Keperawatan keluarga.
  4. Menerangkan Fungsi Asuhan Keperawatan Keluarga sebagai pendekatan dalam keperawatan pada keluarga

 

 

Pokok Bahasan

paradigma pemahaman konsep  keperawatan keluarga

Sub Pokok Bahasan

  1. Menjelaskan Paradigma keperawatan keluarga sebagai system  sosiologis.
  2. Menjelaskan dan membedakan Paradigma keperawatan keluarga dengan keperawatan diklinis
  3. Menyebutkan Fungsi-fungsi Keperawatan keluarga.
  4. Menerangkan Fungsi Asuhan Keperawatan Keluarga sebagai pendekatan dalam keperawatan pada keluarga

Ceramah, diskusi

Penugasan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LCD, OHP, White board, Spidol

120 menit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu  Konseptual model  praktik keperawatan keluarga

Indikator

  1. Mengkaji Pengertian teori dan model konseptual.
  2. Mendiskusikan Model konseptual keperawatan keluarga.
  3. Mengkaji Teori keperawatan dan keperawatan keluarga.

Pokok Bahasan

Konseptual model  praktik keperawatan keluarga

Sub Pokok Bahasan

  1. Pengertian teori dan model konseptual.
  2. Model konseptual keperawatan keluarga.
  3. Teori keperawatan dan keperawatan keluarga.
  4. Penerapan model dan teori dalam komunitas.

 

 

Ceramah, diskusi

Penugasan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LCD, OHP, White board, Spidol

100 menit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kompetensi Dasar

Peran dan fungsi perawat keluarga

Indikator

 

  1. Menjelaskan Pengertian peran dan fungsi
  2. Menjelaskan Peran dan fungsi perawat komunitas: pemberi asuhan, pendidik, konselor, advokasi, kolaborasi/koordinator, fasilitator, peneliti

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pokok Bahasan

Peran dan fungsi perawat keluarga

Sub Pokok Bahasan

  1. Pengertian peran dan fungsi
  2. Peran dan fungsi perawat komunitas: pemberi asuhan, pendidik, konselor, advokasi, kolaborasi/koordinator, fasilitator, peneliti.
  3. Pengertian pengkajian dan Strategi pengkajian keluarga
  4. Sumber data dan Jenis-jenis data

 

Ceramah, diskusi

Penugasan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LCD, OHP, White board, Spidol

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

120 menit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

Kompetensi dasar :

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan  Diagnosa keperawatan keluarga

Indikator :

  1. menjelaskanPengertian diagnosa keperawatan keluarga
  2. menelaskan rumusan diagnosa keperawatan keluarga
  3. menjelaskan macam diagnosa keperawatan keluarga

 

Pokok bahasan :

Diagnosa keperawatan keluarga

Sub pokok bahasan

  1. Pengertian diagnosa keperawatan keluarga
  2. Model dignosa keperawatan keluarga.
  3. Teori keperawatan dan keperawatan keluarga.
  4. Penerapan model dan teori dalam komunitas

Ceramah, diskusi

LCD, OHP, White board, Spidol

120 menit

 

 

B1

6

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kompetensi dasar :

Mahasiswa mampu menjelaskan Asuhan kepera-watan klien dengan penyakit kronis dan ketidakmampuan

 

Indikator :

  1. Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit kronis dan masalah ketidakmampuan
  2. Menjelaskan  penyakit kronis dan masalah ketidakmampuan
  3. Menjelaskan  Asuhan keperawatan klien dengan penyakit kronis dan ketidakmampuan

 

Pokok bahasan

  1. Asuhan keperawatan klien dengan penyakit kronis dan ketidakmampuan

 

 

Sub pokok bahasan

  1. Pengertian penyakit kronis dan masalah ketidakmampuan
  2. Kehilangan dan perubahan Perilaku klien dengan penyakit kronis

 

Ceramah,Tugas

LCD, OHP, White board, Spidol

120 menit

 

B2

7

Kompetensi dasar :

Perencanaan asuhan keperawatan keluarga

Indikator :

  1. Menjelaskan Pengertian rencana intervensi keperawatan keluarga
  2. Menjelasan langkah mennyusun rencana intervensi keperawatan keluarga
  3. Menjelaskan Pendekatan dan strategi rencana intervensi keperawatan keluarga

 

Pokok bahasan :

Perencanaan asuhan keperawatan keluarga

Sub pokok bahasan :

1.Pengertian rencana intervensi .

2.Model konseptual keperawatan keluarga.

3.Teori keperawatan dan keperawatan keluarga.

4.Penerapan model dan teori dalam komunitas.

 

Ceramah, Penugasan

LCD,

OHP,

White

Boart,

Spidol

120

Menit

 

 

 

 

Mengetahui

Ka. Prodi Keperawatan                                                                                                                                                                       Penanggung jawab Mata Kuliah

 

 

 

 

 

 

Feri Kameliawati.,S.Kep.Ns                                                                                                                                                                 Ardinata., S.Kep.Ns

askep aspek psikologis

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan di Indonesia adalah pembangunan upaya kesehatan  untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi penduduk, dalam mewujudkan kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahahteraan umum dari tujuan nasional. Dalam system kesehatan nasional disebutkan bahwa tiap warga Negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal, agar dapat bekerja serta hidup layaknya sesuai dengan martabat manusia tidak terkecuali warga Negara yang telah usia lanjut, keberhasilan pembangunan nasional di berbagai segi kehidupan antara lain: perbaikan gizi  masyarakat, kemajuan di bidang kesehatan, keberhasilan lingkungan dan penurunan mortalitas  berdampak positif terhadap pertumbuhan usia lanjut yang sangat pesat  (depkes, 1994).

Kemajuan pembangunan kesehatan untuk menuju Indonesia sehat 2010 antara lain ditandai dengan terjadinya peningkatan umur harapan hidup, yang pada akhirnya mengakibatkan peningkatan jumlah usia lanjut. Adalah salah bila mengganggap keberhasilan dalam mempertahankan hidup dan pengaturan fertilitas sebagai suatu masalah. Hal tersebut seharusnya dipandang secara positif sebagai kemenangan pembangunan kesehatan. Lanjut usia adalah salah satu tanda keberhasilan pembangunan SDM yang sehat dan bahagia sehingga dapat mencapai usia yang pajang.

Proses penuaan yang terjadi secara alamiah tidak hanya menyebabkan penurunan fungsi tubuh dan timbulnya berbagai penyakit, tetapi juga berdampak pada aspek mental dan sosial. Pada usia lanjut juga terjadi penurunan pendapatan akibat memasuki masa pensiun serta berkurangnya aktifitas.

Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup dari 64,71 tahun (tahun 1995-2000) menjadi 67,68 tahun (tahun 2000-2005), sehingga diperkirakan proporsi penduduk lanjut usia pada tahun 2005 akan mencapai 8,4% atau 18,4 juta jiwa. penduduk yang berusia lanjut (diatas 60 tahun) di Indonesia terus meningkat jumlahnya bahkan pada tahun 2005-2010 nanti diperkirakan menyamai jumlah Balita (usia bawah lima tahun) yaitu sekitar 8,5% dari jumlah seluruh penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Peningkatan itu seiring meningkatnya umur harapan hidup (UHH) yaitu 67 tahun untuk perempuan dan 63 tahun untuk laki-laki. Pada tahun 2025 jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan meningkat 414%.  Dengan kondisi itu, Indonesia menempati urutan keempat dunia sebagai negara yang mempunyai penduduk lanjut usia paling banyak setelah China, India dan Amerika. Sebagai konsekuensinya, Indonesia menghadapi masalah-masalah penyakit yang ditimbulkan akibat lanjut usia antara lain Osteoporosis.

Menurut sucipto (Tim Litbang  BKKKS 2000) proyeksi penduduk usia lanjut Indonesia tahun 1990 sekitar 6,3 juta, tahun 2020 jumlah penduduk usila 13,52 juta jiwa

Dewasa ini terdapat 5 propinsi yang memiliki usia lajut yaitu: yogyakarta 12,58%, jawa timur  9,46%, Bali 8,99%, jawa tengah 8,65, Sumatra barat 7,98%. Demikian tersebut di dasarkan pada umur harapan hidup Indonesia 60-65 tahun dan tingkat komunitas usia lanjut. jumlah itu sekitar 15% diantaranya mengalami demensia atau pikun, disamping penyakit degeneratif lainnya seperti penyakit kanker, jantung, reumatik, osteoporosis, katarak(www. Depkes.go.id)

Usia Lanjut merupakan masa perkembangan terakhir dalam hidup manusia, adanya proses penurunan kemampuan pada usia lanjut. Usia Lajut ialah seseorang yaitu karena usinya mengenal perubahan biologik, fisik, kejiwaan dan sosial (uu no 23 tahun 1992). Pembagian usia lanjut menurut WHO:Umur lanjut (eldery): 60-70 tahun, Umur tua (old):n 75-90 tahun, Sangat tua (very old): lebih dari 90 tahun.

Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa. Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

Hak da kewajiban lanjut usia dimana, Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi: Pelayanan keagamaan dan mental spiritual, Pelayanan kesehatan, Pelayanan kesempatan kerja, Pelayanan pendidikan dan pelatihan, Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum, Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum,  Perlindungan social, Bantuan social.

Menjadi tua seringkali disamakan dengan kerentanan; kehidupan sosial dan keberdayaan ekonomi menurun, sementara penyakit degeneratif mulai mengancam, di sisi lain, infra struktur yang tersedia belum mengakomodasi kebutuhan warga usila untuk mempertahankan kondisi kesehatan fisik dan psikisnya, demikian pula fasilitas kesehatan yang mampu menangani kasus geriatri belum memadai.

Kepribadian yang stabil perlu diraih oleh setiap lanjut usia yang normal, sehingga dalam menghadapi perubahan fisik, kemunduran fungís lanilla maupun berkurangnya teman sebaya dapat tetap dihadapi dengan tenang. Pada lanjut usia perlu diketahui secara realistis apa yang akan terjadi dalam menjalani masa tua yang wajar. Persepsi tentang kondisi kesehatan yang berpengaruh pada kehidupan psikososial, memilih bidang kegiatan yang sesuai, cara menghadapi persoalan hidup maupun memelihara hubungan antara pribadi serta kemampuan dalam menghadapi problema kehidupan yang komplek sering harus dibicarakan dengan terbuka.

  1. TUJUAN UMUM

Tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan keperawatan gerontik ini adalah mahasiswa mampu menerapkan proses asuhan keperawatan gerontik pada lanjut usia yang meliputi: aspek psikologis, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.

  1. TUJUAN KHUSUS
    1. Melaksanakan pengkajian kebutuhan dan masalah keperawatan pada aspek psikologis pada usila yang meliputi :
  • Mengidentifikasi data yang diperlukan baik individu maupun kelompok
  • Mengumpulkan data dengan metode yang sesuai
  • Menganalisa data yang telah diperoleh
  • Menentukan masalah keperawatan yang telah diprioritaskan
  • Diketahuinya kesehatan lanjut usia dari aspek fisik
  • Diaplikasikannya asuhan keperawatan dalam kegiatan keperawatan gerontik.
  1. Merencanakan asuhan keperawatan gerontik
  2. Melaksanakan implementasi
  3. Melaksanakan evaluasi

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

  1. TEORI PUSTAKA

Depresi

  1. Pengertian

                        Depresi merupakan gangguan perasaan dengan ciri-ciri antara lain: semangat berkurang, rasa harga diri rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur, dan makan. Pada depresi terdapat gejala psikologik dan gejala somatik. Gejala psikologik antara lain adalah: menjadi pendiam, rasa sedih, pesimistik, putus asa, nafsu bekerja dan bergaul kurang, tidak dapat mengambil keputusan, mudah lupa dan timbul pikiran-pikiran bunuh diri. Gejala somatik antara lain: penderita kelihatan tidak senang, lelah, tidak bersemangat, apatis, bicara dan gerak geriknya pelan, terdapat anoreksia, isomnia, dan konstipasi (Maramis, 2005).

  1. Faktor Predisposisi
    1. Gangguan efektif riwayat keluarga atau keturunan (faktor genetik).
    2. Perasaan marah yang ditujukan kepada diri sendiri ( teori agresi menyerang kedalam).
    3. Perpisahan traumatic individu dengan benda atau yang sangat berarti ( teori kehilangan).
    4. Konsep diri yang negatif dan harga diri rendah (teori organisasi kepribadian).
    5. Masalah kognitif yang didominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap dunia seseorang dan terhadap stressor (teori kognitif)
    6. Keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya (model ketidakberdayaan).
    7. Kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan (model perilaku).
    8. Perubahan kimia dalam tubuh yang terjadi selama masa depresi, termasuk defisiensi katekolamin, disfungsi endokrin, hipersekressi kortosol, dan variasi periodik dalam irama biologis model biologik. (Stuart dan Sundeen, 1998).

 

 

 

 

  1. Etiologi

                  Etiologi dari depresi pada lansia terdiri dari: faktor psikologik, biologik, dan sosio-budaya. Pada sebagian besar kasus, ketiga faktor ini saling berinteraksi.

      a).  Faktor Psikososial

                  Menurut teori psikoanalitik dan psikodinamik Freud (1917) cit Kaplan dan Sadock (1997) mengungkapkan bahwa depresi disebabkan karena kehilangan obyek cinta kemudian individu mengadakan introyeksi yang ambivalen dari aspek cinta tersebut. Menurut model Cognitif Behavioural Beck (1974) cit Kaplan dan Sadock (1997), depresi terjadi karena pandangan yang negatif terhadap diri sendiri, interprestasi yang negatif terhadap pengalaman hidup dan harapan pengalaman hidup dan harapan yang negatif untuk masa depan.

       b). Faktor Biologik

            1).  Disregulasi biogenik amin

                              Beberapa peneliti melaporkan bahwa pada penderita depresi terdapat abnormalitas metabolitas biogenik amin (5- hydroxy indolacetic acid, homouanilic acid, 3-methoxy-4 hydroxy phenylglycol). Hal ini menunjukkan adanya disregulasi biogenic amin, serotonin, dan norepineprin yang merupakan nurotransmiter paling terkait dengan patofisiologi depresi.

             2). Disreguloasi Neuroendokrin

                              Hipotalamus merupakan pusat pengatur aksis neuroendokrin. Organ ini menerima input neuron yang mengandung neurotransmister biologik amin. Pada pasien depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin. Disregulasi ini terjadi akibat kelainan fungsi neuron yang mengandung biogenik ami (Amir, 1998).

       c). Faktor Genetik

                  Faktor genetik memiliki kontribusi dalam terjadinya depresi. Berdasarkan studi lapangan, studi anak kembar, dan anak angkat, serta studi linkage terbukti adanya faktor genetik dan depresi.

4.   Tanda dan Gejala

                        Frank J.Bruno (cit. Samsyddin, 2006) mengemukakan bahwa ada beberapa tanda dan gejala depresi, yakni:

            a). Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. Tantangan yang ada, proyek, hobi, atau rekreasi tidak memberikan kesenangan.

            b).  Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi tingkat sedang cenderung untuk makan secara berlebihan, namun berbeda jika kondisinya telah parah seseorang cenderung akan kehilangan gairah makan.

            c). Gangguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam faktor penentu, sebagian orang depresi sulit tidur,. Tetapi dilain pihak banyak orang yang mengalami depresi justru terlalu banyak tidur.

            d).  Gangguan dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang mengalami depresi mungkin akan mencoba melakukan lebih dari kemampuannya dalam setiap usaha untuk mengkomunikasikan idenya.

            e).  Kurang Energi. Orang yang mengalami depresi cenderung untuk mengatakan atau merasa lelah.

            f). Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak efektif. Orang itu tidak mempunyai rasa percaya diri.

            g). Kapasitas menurun untuk bisa berfikir dengan jernih dan untuk memecahkan masalah secara efektif. Orang yang mengalami depresi merasa kesulitan untuk memfokuskan perhatiannya pada sebuah masalah untuk jangka waktu tertentu.

            h). Perilaku merusak diri tidak langsung. Contohnya: penyalahgunaan alkohol/narkoba, nikotin, dan obat-obat lainnya. Makan berlebihan, terutama kalau seseorang mempunyai masalah kesehatan seperti misalnya menjadi gemuk, diabetes, hypogliycemia, atau diabetes, bisa juga diidentifikasi sebagai salah satu jenis perilaku merusak diri sendiri secara tidak langsung.

               i). Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri. (tentu saja, bunuh diri yang sebenarnya, merupakan perilaku merusak diri sendiri secara langsung.

        5.   Tingkat Depresi

 

 

ingin lebih lengkap hubungi 085729320008

mobilitas fisik lansia

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPERAWATAN GERONTIK

 

 

Pokok Bahasan

:

Mobilitas Fisik Pada Lansia

Sub Pokok Bahasan

:

Latihan Gerak (ROM)

Hari/tanggal         

:   

Rabu, 29 April 2008

Waktu pertemuan

:

Pukul  12.00 – 12.30 WIB

Tempat

:

Rumah Bp P

Sasaran

:

Bp P dan Keluarga

 

  1. A.    Latar Belakang

Mobilitas adalah pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi seseorang. Walaupun jenis aktivitas berubah sepanjang kehidupan manusia, mobilitas adalah pusat untuk berpartisipasi dalam dan menikmati kehidupan. Mempertahankan mobilitas optimal, sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik lansia.

Mobilitas bukan merupakan sesuatu yang absolut dan statis dalam menentukan kemampuan untuk berjalan; tetapi mobilitas optimal merupakan sesuatu yang individualistis, relatif dan dinamis yang bergantung pada interaksi antara faktor-faktor lingkungan dan sosial, afektif dan fungsi fisik. Untuk seseorang, mobilitas optimal mungkin berupa berjalan sekitar 8 km setiap harinya; namun bagi orang lain, mobilitas dapat melibatkan pergerakan yang terbatas dengan bantuan.

  1. B.     Tujuan Instruksional umum

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga  mengetahui tentang latihan gerak dan pengaruhnya, serta dapat melakukan latihan gerak dengan baik.

  1. C.    Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan perawatan lansia dengan gangguan psikologis  selama 1 x 30 menit diharapkan klien dan keluarga:

  1. Mengetahui pengertian mobilitas fisik.
  2. Memahami tujuan latiahan pergerakan otot dan sendi
  3. Mengetahui pengaruh latihan bagi tubuh.
  4. Mengetahui jenis gerakan pada latihan pergerakan otot dan sendi (ROM).
  5. D.    Garis Besar Materi
    1. Pengertian mobilisasi dan pergerakan.
    2. Tujuan latihan.
    3. Pengaruh latihan bagi tubuh.

4.      Jenis dan Waktu Latihan.

5.      Jenis gerakan.

 

  1. E.     Metode

Ceramah, diskusi & demonstrasi

 

  1. F.     Media

Leafleat, Lembar balik.

 

  1. G.    Rencana Pembelajaran

No.

Kegiatan Penyuluh

Waktu

Kegiatan Peserta

1

Pendahuluan

  • Memberi salam.
  • Memberi pertanyaan apersepsi.
  • Menyampaikan pokok bahasan.
  • Menyampaikan tujuan.

 

5 menit

 

  • Menjawab salam.
  • Menyimak.

 

2

Kegiatan Inti

  • Memberikan penjelasan tentang  mobilisasi dan latihan pergerakan otot dan sendi.
  • Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya.
  • Menjawab pertanyaan peserta.

 

25 menit

 

 

 

  • Menyimak.
  • Bertanya.
  • Memperhatikan.

3

Penutup

  • Menyimpulkan materi penyuluhan bersama peserta.
  • Memberikan evaluasi secara lisan.
  • Memberikan salam penutup.

 

5 menit

 

  • Memperhatikan.
  • Menjawab.

 

  1. H.    Materi

Telampir

 

  1. I.       Evaluasi
    1. Menganjurkan klien dan keluarga untuk menjelaskan tentang pengertian latihan gerak?
    2. Menganjurkan klien dan keluarga untuk menjelaskan tujuan latihan pergerakan otot dan sendi
    3. Menganjurkan keluarga untuk menyebutkan manfaat latihan bagi tubuh.
    4. Menganjurkan keluarga untuk menyebutkan jenis gerakan

 

  1. J.      Penilaian Keberhasilan

F Keluarga dapat menyebutkan minimal 3 pertanyaan yang diajukan dengan benar!

 

  1. K.    Daftar Pustaka

Nogroho, W., 2000, Keperawatan Gerontik, Edisi Ke-2, EGC, Jakarta

Watson, R., 2003, Perawatan Pada Lansia, EGC, Jakarta

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Materi

LATIHAN PERGERAKAN OTOT DAN SENDI

  1. Pengertian mobilisasi dan latihan gerak

Mobilitas adalah pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi seseorang. Latihan pergerakan adalah Sejumlah pergerakan yang mungkin dilakukan oleh bagian-bagian tubuh.

  1. Tujuan
  • Mempertahankan kekuatan otot
  • Mencegah kekakuan otot dan luka karena penekanan (akibat berbaring terlalu lama)
  1. Pengaruh latihan

Pengaruh Latihan bagi tubuh

   Terhadap jantung & darah

  Meningkatkan kerja jantung

  Memperlancar aliran darah

   Terhadap paru-paru

  Meningkatkan fungsi paru-paru

  Menurunkan kerja paru-paru dari pernafasan yang berlebihan

   Terhadap metabolisme ( proses tubuh)

  Meningkatkan penggunaan gula dan lemak

  Meningkatkan proses pencernaan makanan

  Meningkatkan produksi panas tubuh

   Terhadap otot dan tulang

  Meningkatkan kekenyalan  otot

  Mencegah atropi (pengecilan otot)

  Mencegah kekakuan sendi

  Mencegah kerapuhan tulang

  Pengaruh terhadap mental dan sosial

  Mengurangi stress

  Mengurangi kesakitan

  1. Jenis Latihan

  Latihan Aktif

Merupakan latihan yang dilakukan klien sendiri dengan bantuan minimal

  Latihan Pasif

Merupakan latihan yang dilakukan dengan bantuan orang

  1. Waktu Latihan

  Pada saat mandi dan menggunakan air hangat agar tidak kaku

  Setelah bangun pagi

  Sebelum tidur malam

  Disesuaikan dengan kondisi

      (10-20 kali gerakan)

  1. Larangan
  • Tak boleh dilakukan bila sendi bengkak
  • Ada luka pada otot
  • Ada penyakit jantung
  • Ada gangguan pernafasan
  1. Petunjuk Umum

  Setelah melakukan gerakan harus kembali ke posisi anatomis (posisi tegak telapak tangan menghadap ke muka lurus disamping badan, kaki lurus)

  Pergerakan minimal dilakukan untuk 2 sendi

  Bisa dilakukan dengan tidur posisi tidur terlentang

  Posisikan tempat tidur lebih rendah.

  1. Jenis Gerakan

Meliputi gerakan kepala, leher,bahu, lengan,siku, pergelangan tangan, jari tangan, pinggul, paha, lutut, pergelangan kaki dan telapak kaki.

Indikasi Mengapa dilakukan ROM atau fisioterapi

  1. Anjuran dokter.
  2. Anda mengalami problem gerak.
  • Kelumpuhan/kelemahan separuh tubuh akibat serangan stroke.
  • Kelumpuhan/kelemahan otot-otot wajah, lengan/tangan atau tungkai/kaki.
  • Kekakuan sendi akibat patah tulang, rematik atau kelumpuhan.
  1. Nyeri otot, persendian atau tulang, nyeri pinggang, tenggkuk, lutut, bahu, dll.
  2. Penyakit saluran pernafasan yang berkepanjangan, batuk dan pilek kronis, asma, bronchitis, sinusitis.
  3. Gangguan tumbuh kembang pada bayi/anak.
  4. Cacat bawaan (cacat lahir) : torticollis (leher miring), kelumpuhan lengan/tangan, telapak kaki miring (club foot).
  5. Vertigo.
  6. Gangguan sensibilitas kulit: kesemutan, baal/kebal, nyeri sentuh, nyeri tekan.
  7. Persiapan dan sesudah tindakan bedah.

10. Kelemahan fisik akibat tirah baring yang lama.

buku panduan praktik anak

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK

ILMU KEPERAWATAN ANAK

STIKes  LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI ILMU KEPERWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN  PRINGSEWU LAMPUNG

2011

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa barakaatuh

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena kami telah menyelesaikan penyusun buku panduan Praktek Klinik Ilmu Keperawatan Anak. Buku ini menginformasikan mengenai tujuan mahasiswa melakukan asuhan keperawatan, kompetensi yang harus dimiliki setelah mahasiswa melakukan asuhan keperawatan, proses pembimbingan selama mahasiswa melakukan asuhan keperawatan, proses pelaksanaan praktik asuhan, instrument dan format-format evaluasi yang diperlukan dalam melihat kinerja mahasiswa selama melakukan asuhan keperawatan.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian buku ini, semoga buku Panduan Praktek Klinik Ilmu Keperawatan Anak  ini dapat bermanfaat dan berguna bagi mahasiswa dan pembimbing dalam praktek Keperawatan Medikal Bedah. Harapan tim penyusun buku ini dapat digunakan sebaik-baiknya dalam pencapaian kemampuan mahasiswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan buku edisi pertama ini dapat menjadi awal pengembangan buku panduan praktek berikutnya. Masukan dari pengguna sangat diharapkan untuk tim penyusun.

Wassalamu’alaikum, Wa rahmatullahi Wa barakaatuh

 

Pringsewu, Oktober 2012

 

 

Tim Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

                                                                                                                        Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I              PENDAHULUAN

  1. Informasi Umum
  2. Sistematika Penulisan

 

BAB II             TUJUAN DAN KOMPETENSI

  1. Tujuan Praktek
  2. Kompetensi
  3. Materi

 

BAB III            PROSES PEMBELAJARAN

  1. Metode Pembelajaran
  2. Tata tertib
  3. Tempat Praktik

 

BAB IV                        PROSES PELAKSANAAN PRAKTIK

  1. Kegiatan Pembelajaran
  2. Pelaksanaan Praktik Klinik
  3. Penugasan Klinik
  4. Peralatan Praktik yang dibutuhkan

 

BAB V             EVALUASI

  1. Tujuan Evaluasi
  2. Cakupan dan Bobot Evaluasi
  3. Prosedur Evaluasi
  4. Criteria Kelulusan

 

BAB VI                        PENUTUP

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. Informasi Umum

Mata kuliah Ilmu Keperawatan Anak merupakan sintesis dari konsep dan prinsip Keperawatan Kesehatan Anak melalui penerapan ilmu dan tekhnologi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien anak dan keluarga yang sedang atau cenderung mengalami perubahan fisiologi ataupun struktur. Asuhan yang diberikan didasari pada pendekatan proses keperawatan yang komprehensif dan berlandaskan pada aspek etika dan legal keperawatan.

Praktek Keperawatan Anak ini mempunyai beban Studi 2 SKS, semua kegiatan pada Keperawatan Anak ini dilakukan di klinik (rumah sakit). Kegiatan penunjang seperti presentasi kasus dapat dilakukan diruang berdasarkan tempat dinas atau tempat lain sesuai kesepakatan antara pembimbing dengan mahasiswa.

 

  1. Sistematika Penulisan

Buku panduan ini terdiri dari enam bab (Bab I – Bab VI). Bab I berisi informasi umum mata ajar IKA dan sistematika penulisan. Bab II menampilkan tujuan pembelajaran, kompetensi yang diharapkan dicapai selama dan setelah proses pembelajaran dan materi yang diberikan selama proses belajar mengajar. Bab III menjelaskan proses bimbingan klinik, yang meliputi: metode bimbingan, tata tertib dalam menjalankan praktik IKA, dan tempat praktik yang digunakan. Bab IV menjelaskan proses pelaksanaan praktik, termasuk kaitannya dengan kompetensi. Bab V berisi ketentuan mengenai proses evaluasi, dan Bab VI merupakan penutupan.

Buku panduan ini juga dilengkapi dengan lampiran format-format yang biasa digunakan oleh mahasiswa dalam melaksanakan praktik IKA. Selain itu pada buku ini juga dijelaskan mengenai tata tertib selama praktik, baik bagi mahasiswa maupun pembimbing klinik.

 

 

 

SILABUS

  1. 1.            IDENTITAS MATA KULIAH

          Mata kuliah                          : Sistem Pencernaan

      Kode mata kuliah      : SAP 3007

      Beban studi                      : 4 SKS (Teori 3 sks dan Praktikum 1 sks)

          Semester                              : IV (Enam)

          Waktu pertemuan                : Teori : 21 x 60 menit, Praktikum : 14 x 120 menit

      Dosen Pengampu        : 1. Nency deswirum, S.Kep.Ns

                                             2. Ardinatha, S.Kep, Ns

                                             3. dr.Mey

                                                                          

  1. 2.            DESKRIPSI MATA KULIAH                :

Mata kuliah ini membahas tentang masalah kesehatan yang lazim terjadi pada usia dewasa baik yang bersifat akut maupun kronik yang meliputi gangguan fungsi tubuh pada system pencernaan. Proses pembelajaran memberikan pemahaman, pengembangan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan klinik asuhan keperawatan yang mengancam kehidupan, terutama dalam mengembangkan kompetensi yang ingin dicapai.

 

  1. 3.            STANDAR KOMPETENSI

Setelah mengikuti proses pembelajaran mata kuliah ini, peserta didik mampu:

  1. Mengerti, memahami dan menjelaskan anatomi fisiologi sistem pencernaan
  2. Memahami konsep dan tehnik pengkajian pada berbagai kasus sistem pencernaan
  3. Menetapkan rumusan diagnosa keperawatan pada berbagai kasus sistem pencernaan
  4. Mengorganisasikan rencana keperawatan pada berbagai kasus sistem pencernaan
  5. Mengaplikasikan tindakan keperawatan pada berbagai kasus sistem pencernaan
  6. Melakukan evaluasi keperawatan pada berbagai kasus sistem pencernaan

 

  1. 4.            STRATEGI PEMBELAJARAN
    1. Ceramah
    2. Diskusi
    3. Penugasan : dalam bentuk studi kasus (latihan berpikir kritis)
    4. Pembelajaran laboratorium

 

  1. 5.            PENILAIAN

No.

Jenis Tagihan

Bobot (%)

1.

Absen

10

2.

Tugas

10

3

Quiz

10

3.

UTS

20

4.

UAS

25

5.

Praktikum

25

Jumlah

100

 

  1. 6.            KONVERSI NILAI

Skor

Nilai

> 79.00

A

68.00 – 78.00

B

56.00 – 67.00

C

41.00 – 55.00

D

< 40.00

E

 

 

  1. 7.            BUKU SUMBER
    1. Brunner & Suddarth. 2000. Medical Surgical Nursing.  9th  edition. Philadelphia:Lippincott
    2. Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Edisi pertama. Jakarta: Salemba Medika
    3. Lewis., Heitkemper., Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing; Assessment and Management of Clinical Problems.  5th  edition. St Louis Missouri: Mosby
    4.  Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006, Philadelphia USA
    5. Smeltzer, Bare. (2000), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3. Jakarta: EGC
    6. Stone, Kevin. (2007). Current Diagnosis & Treatment: Emergency Medicine. Sixth Edition. Philadelphia: McGrawHill
    7. Sylvia A. Price, 1994. Patofisiologi. Fourth Edition, Jakarta: EGC

 

  1. 8.            RINCIAN KEGIATAN

 

NO

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

POKOK BAHASAN  DAN SUB POKOK BAHASAN

METODE

Media/ Alat bantu

WAKTU

PENGAJAR

1

Memahami,mengerti dan mampu menjelaskan anatomi sistem pencernaan

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat memahami, mengerti dan menjelaskan :

  1. Anatomi & fisiologi system pencernaan
  2. Sistem persarafan pada gastro intestinal track (GIT)
  3. Sistem sirkulasi pada GIT

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan

  1. Organ sistem pencernaan terdiri dari :

Rongga mulut, esophagus, lambung, pancreas, kandung empedu, duodenum, usus halus, usus besar, peritonium, hepar

  1. Sistem persarafan pada gastro intestinal track (GIT)

1)      Serabut motorik somatic

2)      Serabut otonom

  1. Sistem sirkulasi pada GIT

1)      Aorta thorakal

2)      Aorta abdominalis

1.

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop, Alat peraga

120 ’

dr. Mey

2

Mengidentifikasi dan memahami konsep Gastritis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Gastro Enteritis
  2. Menjelaskan Etiologi Gastro Enteritis
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Gastro Enteritis
  4. Menjelaskan Patofisiologi Gastro Enteritis
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Gastro Enteritis
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Gastro Enteritis
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Gastro Enteritis
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Gastro Enteritis
  9. Menjelaskan Path Way Gastro Enteritis

 

Gastritis

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

 

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

3

Mengidentifikasi dan memahami konsep Typus Abdominalis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Typus Abdominalis
  2. Menjelaskan Etiologi Typus Abdominalis
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Typus Abdominalis
  4. Menjelaskan Patofisiologi Typus Abdominalis
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Typus Abdominalis
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Typus Abdominalis
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Typus Abdominalis
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Typus Abdominalis
  9. Menjelaskan Path Way Typus Abdominalis

 

Typus Abdominalis

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

 

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

4

Mengidentifikasi dan memahami konsep Hepatitis

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Hepatitis
  2. Menjelaskan Etiologi Hepatitis
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Hepatitis
  4. Menjelaskan Patofisiologi Hepatitis
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Hepatitis
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Hepatitis
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Hepatitis
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Hepatitis
  9. Menjelaskan Path Way Hepatitis

 

Hepatitis

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

 

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

5

Mengidentifikasi dan memahami konsep Sirosis Hepatis

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Sirosis Hepatis
  2. Menjelaskan Etiologi Sirosis Hepatis
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Sirosis Hepatis
  4. Menjelaskan Patofisiologi Sirosis Hepatis
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Sirosis Hepatis
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Sirosis Hepatis
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Sirosis Hepatis
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Sirosis Hepatis
  9. Menjelaskan Path Way Sirosis Hepatis

 

Sirosis Hepatis

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

 

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

6

Mengidentifikasi dan memahami konsep Appendicitis

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Appendicitis
  2. Menjelaskan Etiologi Appendicitis
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Appendicitis
  4. Menjelaskan Patofisiologi Appendicitis
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Appendicitis
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Appendicitis
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Appendicitis
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Appendicitis
  9. Menjelaskan Path Way Appendicitis

 

Appendicitis

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

7

Mengidentifikasi dan memahami konsep Ileus

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Ileus
  2. Menjelaskan Etiologi Ileus
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Ileus
  4. Menjelaskan Patofisiologi Ileus
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Ileus
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Ileus
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Ileus
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Ileus
  9. Menjelaskan Path Way Ileus

 

Ileus

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

8

Mengidentifikasi dan memahami konsep Peritonitis

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Peritonitis
  2. Menjelaskan Etiologi Peritonitis
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Peritonitis
  4. Menjelaskan Patofisiologi Peritonitis
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Peritonitis
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Peritonitis
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Peritonitis
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Peritonitis
  9. Menjelaskan Path Way Peritonitis

 

Peritonitis

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

9

Mengidentifikasi dan memahami konsep Ca Kolon dan Rektum

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Ca Kolon dan Rektum
  2. Menjelaskan Etiologi Ca Kolon dan Rektum
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Ca Kolon dan Rektum
  4. Menjelaskan Patofisiologi Ca Kolon dan Rektum
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Ca Kolon dan Rektum
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Ca Kolon dan Rektum
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Ca Kolon dan Rektum
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Ca Kolon dan Rektum
  9. Menjelaskan Path Way Ca Kolon dan Rektum

 

Ca Kolon dan Rektum

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

Ujian Tengah Semester

 

10

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Gastritis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Gastritis

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Nenci

11

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Typus Abdominalis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Typus Abdominalis

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Nenci

12

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Hepatitis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Hepatitis

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Nenci

13

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Sirosis Hepatis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Sirosis Hepatis

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Nenci

14

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Appendicitis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Appendicitis

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Ardinata

15

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Ileus

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Ileus

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Ardinata

16

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Peritonitis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Peritonitis

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Ardinata

17

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Ca Kolon dan Rektum

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Ca Kolon dan Rektum

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Ardinata

 

 

                                                                                                                                                      PRINGSEWU, FEBRUARI 2013

MENGETAHUI                                                                                                                                                                                              KOORD. MATA KULIAH,

KA. PRODI S1 KEPERAWATAN,                                                                                                                                                                                                                                                                          

 

 

 

 

            FERI KAMELIAWATI, S.KEP. NS                                                                                                                                                                         NENCI DESWIRUM,S.KEP,NS                                                                                                                                                                               

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) AISYAH PRINGSEWU

PRINGSEWU – LAMPUNG

Alamat : JL. A. Yani No. 1 Tambahrejo Telp (0729) 333343 Gading rejo Pringsewu Lampung

 

 

 

SILABUS

  1. 1.            IDENTITAS MATA KULIAH

          Mata kuliah                          : Sistem Pencernaan

      Kode mata kuliah      : SAP 3007

      Beban studi                      : 4 SKS (Teori 3 sks dan Praktikum 1 sks)

          Semester                              : IV (Enam)

          Waktu pertemuan                : Teori : 21 x 60 menit, Praktikum : 14 x 120 menit

      Dosen Pengampu        : 1. Nenci Deswirum, S.Kep, Ns

                                             2. Ardinatha, S.Kep, Ns

                                             3. dr.Mey

                                                                          

  1. 2.            DESKRIPSI MATA KULIAH                :

Mata kuliah ini membahas tentang masalah kesehatan yang lazim terjadi pada usia dewasa baik yang bersifat akut maupun kronik yang meliputi gangguan fungsi tubuh pada system pencernaan. Proses pembelajaran memberikan pemahaman, pengembangan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan klinik asuhan keperawatan yang mengancam kehidupan, terutama dalam mengembangkan kompetensi yang ingin dicapai.

 

  1. 3.            STANDAR KOMPETENSI

Setelah mengikuti proses pembelajaran mata kuliah ini, peserta didik mampu:

  1. Mengerti, memahami dan menjelaskan anatomi fisiologi sistem pencernaan
  2. Memahami konsep dan tehnik pengkajian pada berbagai kasus sistem pencernaan
  3. Menetapkan rumusan diagnosa keperawatan pada berbagai kasus sistem pencernaan
  4. Mengorganisasikan rencana keperawatan pada berbagai kasus sistem pencernaan
  5. Mengaplikasikan tindakan keperawatan pada berbagai kasus sistem pencernaan
  6. Melakukan evaluasi keperawatan pada berbagai kasus sistem pencernaan

 

  1. 4.            STRATEGI PEMBELAJARAN
    1. Ceramah
    2. Diskusi
    3. Penugasan : dalam bentuk studi kasus (latihan berpikir kritis)
    4. Pembelajaran laboratorium

 

  1. 5.            PENILAIAN

No.

Jenis Tagihan

Bobot (%)

1.

Absen

10

2.

Tugas

10

3

Quiz

10

3.

UTS

20

4.

UAS

25

5.

Praktikum

25

Jumlah

100

 

  1. 6.            KONVERSI NILAI

Skor

Nilai

> 79.00

A

68.00 – 78.00

B

56.00 – 67.00

C

41.00 – 55.00

D

< 40.00

E

 

 

  1. 7.            BUKU SUMBER
    1. Brunner & Suddarth. 2000. Medical Surgical Nursing.  9th  edition. Philadelphia:Lippincott
    2. Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Edisi pertama. Jakarta: Salemba Medika
    3. Lewis., Heitkemper., Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing; Assessment and Management of Clinical Problems.  5th  edition. St Louis Missouri: Mosby
    4.  Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006, Philadelphia USA
    5. Smeltzer, Bare. (2000), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3. Jakarta: EGC
    6. Stone, Kevin. (2007). Current Diagnosis & Treatment: Emergency Medicine. Sixth Edition. Philadelphia: McGrawHill
    7. Sylvia A. Price, 1994. Patofisiologi. Fourth Edition, Jakarta: EGC

 

  1. 8.            RINCIAN KEGIATAN

 

NO

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

POKOK BAHASAN  DAN SUB POKOK BAHASAN

METODE

Media/ Alat bantu

WAKTU

PENGAJAR

1

Memahami,mengerti dan mampu menjelaskan anatomi sistem pencernaan

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat memahami, mengerti dan menjelaskan :

  1. Anatomi & fisiologi system pencernaan
  2. Sistem persarafan pada gastro intestinal track (GIT)
  3. Sistem sirkulasi pada GIT

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan

  1. Organ sistem pencernaan terdiri dari :

Rongga mulut, esophagus, lambung, pancreas, kandung empedu, duodenum, usus halus, usus besar, peritonium, hepar

  1. Sistem persarafan pada gastro intestinal track (GIT)

1)      Serabut motorik somatic

2)      Serabut otonom

  1. Sistem sirkulasi pada GIT

1)      Aorta thorakal

2)      Aorta abdominalis

1.

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop, Alat peraga

120 ’

dr. Mey

2

Mengidentifikasi dan memahami konsep Gastritis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Gastro Enteritis
  2. Menjelaskan Etiologi Gastro Enteritis
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Gastro Enteritis
  4. Menjelaskan Patofisiologi Gastro Enteritis
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Gastro Enteritis
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Gastro Enteritis
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Gastro Enteritis
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Gastro Enteritis
  9. Menjelaskan Path Way Gastro Enteritis

 

Gastritis

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

 

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

3

Mengidentifikasi dan memahami konsep Typus Abdominalis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Typus Abdominalis
  2. Menjelaskan Etiologi Typus Abdominalis
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Typus Abdominalis
  4. Menjelaskan Patofisiologi Typus Abdominalis
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Typus Abdominalis
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Typus Abdominalis
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Typus Abdominalis
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Typus Abdominalis
  9. Menjelaskan Path Way Typus Abdominalis

 

Typus Abdominalis

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

 

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

4

Mengidentifikasi dan memahami konsep Hepatitis

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Hepatitis
  2. Menjelaskan Etiologi Hepatitis
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Hepatitis
  4. Menjelaskan Patofisiologi Hepatitis
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Hepatitis
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Hepatitis
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Hepatitis
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Hepatitis
  9. Menjelaskan Path Way Hepatitis

 

Hepatitis

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

 

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

5

Mengidentifikasi dan memahami konsep Sirosis Hepatis

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Sirosis Hepatis
  2. Menjelaskan Etiologi Sirosis Hepatis
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Sirosis Hepatis
  4. Menjelaskan Patofisiologi Sirosis Hepatis
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Sirosis Hepatis
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Sirosis Hepatis
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Sirosis Hepatis
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Sirosis Hepatis
  9. Menjelaskan Path Way Sirosis Hepatis

 

Sirosis Hepatis

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

 

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

6

Mengidentifikasi dan memahami konsep Appendicitis

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Appendicitis
  2. Menjelaskan Etiologi Appendicitis
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Appendicitis
  4. Menjelaskan Patofisiologi Appendicitis
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Appendicitis
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Appendicitis
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Appendicitis
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Appendicitis
  9. Menjelaskan Path Way Appendicitis

 

Appendicitis

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

7

Mengidentifikasi dan memahami konsep Ileus

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Ileus
  2. Menjelaskan Etiologi Ileus
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Ileus
  4. Menjelaskan Patofisiologi Ileus
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Ileus
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Ileus
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Ileus
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Ileus
  9. Menjelaskan Path Way Ileus

 

Ileus

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

8

Mengidentifikasi dan memahami konsep Peritonitis

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Peritonitis
  2. Menjelaskan Etiologi Peritonitis
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Peritonitis
  4. Menjelaskan Patofisiologi Peritonitis
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Peritonitis
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Peritonitis
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Peritonitis
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Peritonitis
  9. Menjelaskan Path Way Peritonitis

 

Peritonitis

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

9

Mengidentifikasi dan memahami konsep Ca Kolon dan Rektum

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan Definisi Penyakit Ca Kolon dan Rektum
  2. Menjelaskan Etiologi Ca Kolon dan Rektum
  3. Menjelaskan Tanda & Gejala Ca Kolon dan Rektum
  4. Menjelaskan Patofisiologi Ca Kolon dan Rektum
  5. Menjelaskan Komplikasi Penyakit Ca Kolon dan Rektum
  6. Menjelaskan Diagnosa Banding Ca Kolon dan Rektum
  7. Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Ca Kolon dan Rektum
  8. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Ca Kolon dan Rektum
  9. Menjelaskan Path Way Ca Kolon dan Rektum

 

Ca Kolon dan Rektum

  1. Definisi
  2. Etiologi
  3. Tanda dan Gejala
  4. Patofisiologi
  5. Komplikasi penyakit
  6. Diagnosis banding
  7. Pengkajian
  8. Penatalaksanaan medis
  9. Path way

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

Ujian Tengah Semester

 

10

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Gastritis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Gastritis

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Nenci

11

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Typus Abdominalis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Typus Abdominalis

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Nenci

12

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Hepatitis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Hepatitis

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Nenci

13

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Sirosis Hepatis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Sirosis Hepatis

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Nenci

14

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Appendicitis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Appendicitis

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Ardinata

15

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Ileus

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Ileus

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Ardinata

16

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Peritonitis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Peritonitis

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Ardinata

17

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Ca Kolon dan Rektum

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan dan melakukan pengkajian
  2. Merumuskan diagnose keperawatan
  3. Merencanakan tindakan keperawatan
  4. Melaksanakan rencana keperawatan
  5. Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Ca Kolon dan Rektum

  1. Pengkajian
  2. Diagnosa keperawatan
  3. Rencana keperawatan
  4. Intervensi keperawatan
  5. Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Ardinata

 

 

                                                                                                                                                      PRINGSEWU, FEBRUARI 2013

MENGETAHUI                                                                                                                                                                                              KOORD. MATA KULIAH,

KA. PRODI S1 KEPERAWATAN,                                                                                                                                                                                                                                                                          

 

 

 

 

            FERI KAMELIAWATI, S.KEP. NS                                                                                                                                                                         NENCI DESWIRUM,S.KEP,NS                                                                                                                                                                               

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Normal
0
false

false
false
false

IN
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
table.MsoTableGrid
{mso-style-name:”Table Grid”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-priority:59;
mso-style-unhide:no;
border:solid black 1.0pt;
mso-border-themecolor:text1;
mso-border-alt:solid black .5pt;
mso-border-themecolor:text1;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-border-insideh:.5pt solid black;
mso-border-insideh-themecolor:text1;
mso-border-insidev:.5pt solid black;
mso-border-insidev-themecolor:text1;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}

 

SILABUS

1.            IDENTITAS MATA KULIAH

          Mata kuliah                          : Sistem Pencernaan

      Kode mata kuliah      : SAP 3007

      Beban studi                      :4 SKS (Teori 3 sks dan Praktikum 1 sks)

          Semester                              : IV (Enam)

          Waktu pertemuan                : Teori : 21 x 60 menit, Praktikum : 14 x 120 menit

      Dosen Pengampu        : 1. Nenci Deswirum, S.Kep, Ns

                                             2. Ardinatha, S.Kep, Ns

                                             3. dr.Mey

                                                                          

2.            DESKRIPSI MATA KULIAH                :

Mata kuliah ini membahas tentangmasalah kesehatan yang lazim terjadi pada usia dewasa baik yang bersifat akut maupun kronik yang meliputi gangguan fungsi tubuh pada system pencernaan. Proses pembelajaran memberikan pemahaman, pengembangan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan klinik asuhan keperawatan yang mengancam kehidupan, terutama dalam mengembangkan kompetensi yang ingin dicapai.

 

3.            STANDAR KOMPETENSI

Setelah mengikuti proses pembelajaran mata kuliah ini, peserta didik mampu:

a.         Mengerti, memahami dan menjelaskan anatomi fisiologi sistem pencernaan

b.        Memahami konsep dan tehnik pengkajian pada berbagai kasus sistem pencernaan

c.         Menetapkan rumusan diagnosa keperawatan pada berbagai kasus sistem pencernaan

d.        Mengorganisasikan rencana keperawatan pada berbagai kasus sistem pencernaan

e.         Mengaplikasikan tindakan keperawatan pada berbagai kasus sistem pencernaan

f.         Melakukan evaluasi keperawatan pada berbagai kasus sistem pencernaan

 

4.            STRATEGI PEMBELAJARAN

1.        Ceramah

2.        Diskusi

3.        Penugasan : dalam bentuk studi kasus (latihan berpikir kritis)

4.        Pembelajaran laboratorium

 

5.            PENILAIAN

No.

Jenis Tagihan

Bobot (%)

1.

Absen

10

2.

Tugas

10

3

Quiz

10

3.

UTS

20

4.

UAS

25

5.

Praktikum

25

Jumlah

100

 

6.            KONVERSI NILAI

Skor

Nilai

> 79.00

A

68.00 – 78.00

B

56.00 – 67.00

C

41.00 – 55.00

D

< 40.00

E

 

 

7.            BUKU SUMBER

a.       Brunner & Suddarth. 2000. Medical Surgical Nursing.  9th  edition. Philadelphia:Lippincott

b.      Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Edisi pertama. Jakarta: Salemba Medika

c.       Lewis., Heitkemper., Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing; Assessment and Management of Clinical Problems.  5th  edition. St Louis Missouri: Mosby

d.     Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006, Philadelphia USA

e.       Smeltzer, Bare. (2000), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3. Jakarta: EGC

f.       Stone, Kevin. (2007). Current Diagnosis & Treatment: Emergency Medicine. Sixth Edition. Philadelphia: McGrawHill

g.      Sylvia A. Price, 1994. Patofisiologi. Fourth Edition, Jakarta: EGC

 

8.            RINCIAN KEGIATAN

 

NO

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

POKOK BAHASAN  DAN SUB POKOK BAHASAN

METODE

Media/ Alat bantu

WAKTU

PENGAJAR

1

Memahami,mengerti dan mampu menjelaskan anatomi sistem pencernaan

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat memahami, mengerti dan menjelaskan:

a.       Anatomi & fisiologi system pencernaan

b.      Sistem persarafan pada gastro intestinal track (GIT)

c.       Sistem sirkulasi pada GIT

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan

a.       Organ sistem pencernaan terdiri dari :

Rongga mulut, esophagus, lambung, pancreas, kandung empedu, duodenum, usus halus, usus besar, peritonium, hepar

b.      Sistem persarafan pada gastro intestinal track (GIT)

1)      Serabut motorik somatic

2)      Serabut otonom

c.       Sistem sirkulasi pada GIT

1)      Aorta thorakal

2)      Aorta abdominalis

1.

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop, Alat peraga

120

dr. Mey

2

Mengidentifikasi dan memahami konsep Gastritis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan Definisi Penyakit Gastro Enteritis

2.      Menjelaskan Etiologi Gastro Enteritis

3.      Menjelaskan Tanda & Gejala Gastro Enteritis

4.      Menjelaskan Patofisiologi Gastro Enteritis

5.      Menjelaskan Komplikasi Penyakit Gastro Enteritis

6.      Menjelaskan Diagnosa Banding Gastro Enteritis

7.      Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Gastro Enteritis

8.      Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Gastro Enteritis

9.      Menjelaskan Path Way Gastro Enteritis

 

Gastritis

1.      Definisi

2.      Etiologi

3.      Tanda dan Gejala

4.      Patofisiologi

5.      Komplikasi penyakit

6.      Diagnosis banding

7.      Pengkajian

8.      Penatalaksanaan medis

9.      Path way

 

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

3

Mengidentifikasi dan memahami konsep Typus Abdominalis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan Definisi Penyakit Typus Abdominalis

2.      Menjelaskan Etiologi Typus Abdominalis

3.      Menjelaskan Tanda & Gejala Typus Abdominalis

4.      Menjelaskan Patofisiologi Typus Abdominalis

5.      Menjelaskan Komplikasi Penyakit Typus Abdominalis

6.      Menjelaskan Diagnosa Banding Typus Abdominalis

7.      Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Typus Abdominalis

8.      Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Typus Abdominalis

9.      Menjelaskan Path Way Typus Abdominalis

 

Typus Abdominalis

1.      Definisi

2.      Etiologi

3.      Tanda dan Gejala

4.      Patofisiologi

5.      Komplikasi penyakit

6.      Diagnosis banding

7.      Pengkajian

8.      Penatalaksanaan medis

9.      Path way

 

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

4

Mengidentifikasi dan memahami konsep Hepatitis

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan Definisi Penyakit Hepatitis

2.      Menjelaskan Etiologi Hepatitis

3.      Menjelaskan Tanda & Gejala Hepatitis

4.      Menjelaskan Patofisiologi Hepatitis

5.      Menjelaskan Komplikasi Penyakit Hepatitis

6.      Menjelaskan Diagnosa Banding Hepatitis

7.      Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Hepatitis

8.      Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Hepatitis

9.      Menjelaskan Path Way Hepatitis

 

Hepatitis

1.      Definisi

2.      Etiologi

3.      Tanda dan Gejala

4.      Patofisiologi

5.      Komplikasi penyakit

6.      Diagnosis banding

7.      Pengkajian

8.      Penatalaksanaan medis

9.      Path way

 

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

5

Mengidentifikasi dan memahami konsep Sirosis Hepatis

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan Definisi Penyakit Sirosis Hepatis

2.      Menjelaskan Etiologi Sirosis Hepatis

3.      Menjelaskan Tanda & Gejala Sirosis Hepatis

4.      Menjelaskan Patofisiologi Sirosis Hepatis

5.      Menjelaskan Komplikasi Penyakit Sirosis Hepatis

6.      Menjelaskan Diagnosa Banding Sirosis Hepatis

7.      Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Sirosis Hepatis

8.      Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Sirosis Hepatis

9.      Menjelaskan Path Way Sirosis Hepatis

 

Sirosis Hepatis

1.      Definisi

2.      Etiologi

3.      Tanda dan Gejala

4.      Patofisiologi

5.      Komplikasi penyakit

6.      Diagnosis banding

7.      Pengkajian

8.      Penatalaksanaan medis

9.      Path way

 

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

6

Mengidentifikasi dan memahami konsep Appendicitis

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan Definisi Penyakit Appendicitis

2.      Menjelaskan Etiologi Appendicitis

3.      Menjelaskan Tanda & Gejala Appendicitis

4.      Menjelaskan Patofisiologi Appendicitis

5.      Menjelaskan Komplikasi Penyakit Appendicitis

6.      Menjelaskan Diagnosa Banding Appendicitis

7.      Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Appendicitis

8.      Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Appendicitis

9.      Menjelaskan Path Way Appendicitis

 

Appendicitis

1.      Definisi

2.      Etiologi

3.      Tanda dan Gejala

4.      Patofisiologi

5.      Komplikasi penyakit

6.      Diagnosis banding

7.      Pengkajian

8.      Penatalaksanaan medis

9.      Path way

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

7

Mengidentifikasi dan memahami konsep Ileus

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan Definisi Penyakit Ileus

2.      Menjelaskan Etiologi Ileus

3.      Menjelaskan Tanda & Gejala Ileus

4.      Menjelaskan Patofisiologi Ileus

5.      Menjelaskan Komplikasi Penyakit Ileus

6.      Menjelaskan Diagnosa Banding Ileus

7.      Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Ileus

8.      Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Ileus

9.      Menjelaskan Path Way Ileus

 

Ileus

1.      Definisi

2.      Etiologi

3.      Tanda dan Gejala

4.      Patofisiologi

5.      Komplikasi penyakit

6.      Diagnosis banding

7.      Pengkajian

8.      Penatalaksanaan medis

9.      Path way

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

8

Mengidentifikasi dan memahami konsep Peritonitis

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan Definisi Penyakit Peritonitis

2.      Menjelaskan Etiologi Peritonitis

3.      Menjelaskan Tanda & Gejala Peritonitis

4.      Menjelaskan Patofisiologi Peritonitis

5.      Menjelaskan Komplikasi Penyakit Peritonitis

6.      Menjelaskan Diagnosa Banding Peritonitis

7.      Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Peritonitis

8.      Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Peritonitis

9.      Menjelaskan Path Way Peritonitis

 

Peritonitis

1.      Definisi

2.      Etiologi

3.      Tanda dan Gejala

4.      Patofisiologi

5.      Komplikasi penyakit

6.      Diagnosis banding

7.      Pengkajian

8.      Penatalaksanaan medis

9.      Path way

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

9

Mengidentifikasi dan memahami konsep Ca Kolon dan Rektum

 

Indicator:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan Definisi Penyakit Ca Kolon dan Rektum

2.      Menjelaskan Etiologi Ca Kolon dan Rektum

3.      Menjelaskan Tanda & Gejala Ca Kolon dan Rektum

4.      Menjelaskan Patofisiologi Ca Kolon dan Rektum

5.      Menjelaskan Komplikasi Penyakit Ca Kolon dan Rektum

6.      Menjelaskan Diagnosa Banding Ca Kolon dan Rektum

7.      Menjelaskan & Melakukan Pengkajian Penyakit Ca Kolon dan Rektum

8.      Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Ca Kolon dan Rektum

9.      Menjelaskan Path Way Ca Kolon dan Rektum

 

Ca Kolon dan Rektum

1.      Definisi

2.      Etiologi

3.      Tanda dan Gejala

4.      Patofisiologi

5.      Komplikasi penyakit

6.      Diagnosis banding

7.      Pengkajian

8.      Penatalaksanaan medis

9.      Path way

Ceramah, diskusi

White Board, Spidol, LCD, Laptop

120’

dr. Mey

Ujian Tengah Semester

 

10

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Gastritis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan dan melakukan pengkajian

2.      Merumuskan diagnose keperawatan

3.      Merencanakan tindakan keperawatan

4.      Melaksanakan rencana keperawatan

5.      Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Gastritis

1.      Pengkajian

2.      Diagnosa keperawatan

3.      Rencana keperawatan

4.      Intervensi keperawatan

5.      Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Nenci

11

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Typus Abdominalis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

6.      Menjelaskan dan melakukan pengkajian

7.      Merumuskan diagnose keperawatan

8.      Merencanakan tindakan keperawatan

9.      Melaksanakan rencana keperawatan

10.  Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Typus Abdominalis

1.      Pengkajian

2.      Diagnosa keperawatan

3.      Rencana keperawatan

4.      Intervensi keperawatan

5.      Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Nenci

12

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Hepatitis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan dan melakukan pengkajian

2.      Merumuskan diagnose keperawatan

3.      Merencanakan tindakan keperawatan

4.      Melaksanakan rencana keperawatan

5.      Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Hepatitis

1.      Pengkajian

2.      Diagnosa keperawatan

3.      Rencana keperawatan

4.      Intervensi keperawatan

5.      Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Nenci

13

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Sirosis Hepatis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan dan melakukan pengkajian

2.      Merumuskan diagnose keperawatan

3.      Merencanakan tindakan keperawatan

4.      Melaksanakan rencana keperawatan

5.      Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Sirosis Hepatis

1.      Pengkajian

2.      Diagnosa keperawatan

3.      Rencana keperawatan

4.      Intervensi keperawatan

5.      Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Nenci

14

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Appendicitis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan dan melakukan pengkajian

2.      Merumuskan diagnose keperawatan

3.      Merencanakan tindakan keperawatan

4.      Melaksanakan rencana keperawatan

5.      Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Appendicitis

1.      Pengkajian

2.      Diagnosa keperawatan

3.      Rencana keperawatan

4.      Intervensi keperawatan

5.      Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Ardinata

15

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Ileus

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan dan melakukan pengkajian

2.      Merumuskan diagnose keperawatan

3.      Merencanakan tindakan keperawatan

4.      Melaksanakan rencana keperawatan

5.      Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Ileus

1.      Pengkajian

2.      Diagnosa keperawatan

3.      Rencana keperawatan

4.      Intervensi keperawatan

5.      Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Ardinata

16

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Peritonitis

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan dan melakukan pengkajian

2.      Merumuskan diagnose keperawatan

3.      Merencanakan tindakan keperawatan

4.      Melaksanakan rencana keperawatan

5.      Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Peritonitis

1.      Pengkajian

2.      Diagnosa keperawatan

3.      Rencana keperawatan

4.      Intervensi keperawatan

5.      Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Ardinata

17

Mengidentifikasi, memahami dan memberikan ASKEP pada klien Ca Kolon dan Rektum

 

Indicator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.      Menjelaskan dan melakukan pengkajian

2.      Merumuskan diagnose keperawatan

3.      Merencanakan tindakan keperawatan

4.      Melaksanakan rencana keperawatan

5.      Melakukan evaluasi tindakan kepaerawatan

 

Ca Kolon dan Rektum

1.      Pengkajian

2.      Diagnosa keperawatan

3.      Rencana keperawatan

4.      Intervensi keperawatan

5.      Evaluasi

Ceramah, diskusi

White Board, spidol,  LCD, Laptop

 

120’

Ardinata

 

 

                                                                                                                                                      PRINGSEWU, FEBRUARI 2013

MENGETAHUI                                                                                                                                                                                              KOORD. MATA KULIAH,

KA. PRODI S1 KEPERAWATAN,                                                                                                                                                                                                                                                                          

 

 

 

 

            FERI KAMELIAWATI, S.KEP. NS                                                                                                                                                                         NENCI DESWIRUM,S.KEP,NS                                                                                                                                                                               

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

proposal praktik klinik

 

ingin tahu lebih lanjut silahkan hubungi 085729320008 ardi

PRAKTIK KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK 

KEPERAWATAN DEWASA I & II

PRODI SI KEPERAWATAN REGULER SEMESTER V

TANGGGAL JANUARI- FEBUARI 2012

 

 

  1. A.      LATAR BELAKANG

 

Sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIKes) Aisyah Pringsewu mempunyai visi menjadi kiblat pendidikan yang profesional, berahlak mulia berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Sebagai upaya untuk mewujudkan perawat yang berkualitas setelah melalui masa pendidikan, maka sesuai dengan tuntutan kurikulum yang ada diharapkan pengalaman belajar praktik dilapangan dapat menghasilkan keterampilan yang maksimal bagi peserta didik.

Demi tercapainya kompetansi perawat, khususnya dalam pelayanan keperawatan dewasa, maka mahasiswa diberi kesempatan untuk mempraktikan langsung keterampilan keperawatan dewasa terhadap orang dewasa dengan pendekatan holistik.

Praktik keperawatan dewasa merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang diharapkan oleh mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara nyata kepada klien, sehingga akan tercipta tenaga profesional yang bermutu khususnya dalamketerampilan keperawatan dewasa. Oleh sebab itu bdibutuhkan lahan praktik untuk menghaplikasikan semua ilmu yang diperoleh secara teori dan diharapkan mahasiswa mampu melakukan  penggalian dan transfer ilmu pembimbing lahanm praktik dan dengan lahan praktik sehingga mampu memberikan inovasi-inovasi dibidang kesehatan.

 

  1. B.       DASAR DAN TUJUAN
    1. Dasar

SK Ketua STIKes Aisyah Pringsewu tetntang penetapan kepanitian pelaksanaan praktik Keperawatan Dewasa tahun akademik 2012/2013..

  1. Tujuan
    1. Umum

Untuk menghasilkan lulusan perawat yang berkualitas, berkompeten dan profesional dalam bidang keterampilan Keperawatan Dewasa.

  1. Khusus
    1. Mengetahui patofisiologi dan asuhan keperawatan pada setiap kasus
    2. Farmakologi, biokimia dan terapi diet yang terkait asuhan keperawatan pada kasus-kasus diatas.
    3. Pemeriksaan fisik pada sistem pernafasan, kardiovaskuler, pencernaan, perkemihan, Musculoskeletal dan neurologis
    4. Keterampilan-keterampilan klinis keperawatan yang diperlukan untuk memberikan asuhan keperawatan pada setiap kasus diatas.

 

  1. C.      SASARAN
    1. Mahasiswa

Mahasiswa yang praktik adalah mahasiswa S1 keperawatan reguler tingkat III semester V STIKes Aisyah Pringsewu Lampung, sejumlah 43 mahasiswa (28 reguler A dan 15 orang Mahasiswa reguler B) dan terah memperoleh mata kuliah keperawatan dewasa dengan pokok bahasan.

  1. Sistem kardiovaskuler : gagal jantung Kongestif, Hipertensi, penyakit jantung koroner.
  2. Sistem respirasi : TBC, PPOK, Bronkhopneumonia, asma.
  3. Sistem pencernaan : Hepatitis, serosis hepatitis, gastritis, thypoid, Bedah Digestif (apendiksitis, kolostomi/ileostomi).

 

  1. Pembimbing

Pembimbing kegiatan praktik Keperawatan Dewasa dari :

  1. Institusi pendidikan
  2. Pembimbing lahan praktik

 

  1. D.      ALOKASI WAKTU DAN TEMPAT
    1. Waktu

Praktik Keperawatan dewasa dilakukan pada semester V Reguler A selama 8 minggu yang pada RSUD Pringsewu dilaksanakan mulai dari tanggal 2 januari-26 febuari 2013 selama 7 hari kerja (Senin s/d minggu) dan untuk Reguler B di RSIA Mutiara Hati dilaksanakan mulai dari tanggal 02 januari – 26 febuari 2013 pada setiap hari sabtu-minggu.

  1. Tempat
    1. RSUD Pringsewu untuk reguler A ruang praktik yang digunakan :

1.1  Ruang Penyakit Dalam

1.2  Ruang Bedah

1.3  Poli Bedah

1.4  Poli Dalam

 

  1. RSIA Mutiara Hati untuk Reguler B

Ruang praktik yang digunakan :

1.1  Ruang keperawatan Umum

 

  1. E.       MEKANISME
    1. Mahasiswa dibagi dalam 2 kelompok, yang masing-masing terdiri dari 7-8 orang, dengan ditempatkan di RSU Pringsewu, dan satu kelompok yang reguler B ditempatkan di RSIA Mutiara Hati.
    2. Masing-masing kelompok di bimbing oleh satu orang pembimbing akademik dan satu orang pembimbing lahan praktik.
    3. Mahasiswa melaksanakan praktik selama 8 minggu dengan dua kali putaran selama 4 minggu sekali.
    4. Observasi penilaiaan mahasiswa adalah tanggung jawab pembimbing lahan praktik dan pembimbing akademik.
    5. Laporan kegiatan praktik dilaporkan ke pembimbing lahan.
    6. Pengaturan waktu praktik mahasiswa, menyesuaikan dengan jam kerja yang berlaku dilahan praktik, yaitu :
  • Pagi             : Pukul 07:00 – 14:00 WIB
  • Siang           : Pukul 14:00 – 21:00 WIB
  • Malam         : Pukul 21:00 – 07:00 WIB

 

  1. F.       KOMPETENSI YANG AKAN DIAMBIL
    1. Melakukan pengkajian keperawatan termasuk pemeriksaan fisik dan data-data penunjang secara holistik.
    2. Menganalisis dan menetapkan diagnosis keperatan dan tempat.
    3. Menetapkan tujuan perawat dan rencana tindakan keperawatan.
    4. Melakukan tindakan keperawatan yang direncanakan
    5. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan.
    6. Senantiasa memperhatikan praktik keperawatan yang profesional berdasarkan etik dan legal keperawatan
    7. Mengetahui patofisiologi dan asuhan keperawatan pada setiap kasus.
    8. Farmakologi, biokimia dan terapi diet yang terkait asuhan keperawatan pada kjasus-kasus diatas
    9. Pemeriksaan fisik pada sistem pernafasan, kardiovaskuler, pencernaan, perkemihan, musculoskletal dan neurologis
    10. Keterampilan-keterampilan klinis keperawatan yang dilakukan untuk memberikan asuhan keperawatan pada setiap kasus di atas

    Ingin tahu lebih lanjut hubungi 085729320008 ardi

Jurnal bimbingan

Praktik Klinik KDDK I Di Rsud Wisma Rini

 

 
   

 

Ruang                             : IGD

Pembimbing Akademik : ardinata, S.kep.Ns

No

Tanggal bimbingan

Materi bimbingan

1.

 

 

 

 

 

2.

 

 

 

 

3.

 

 

 

 

4.

 

 

 

 

 

5.

 

 

 

6.

 

 

 

7.

 

 

 

8.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jurnal bimbingan

Praktik Klinik KDDK I Di Rsud Wisma Rini

 

 
   

 

Ruang                             :

Pembimbing Akademik : ardinata, S.kep.Ns

No

Tanggal bimbingan

Materi bimbingan

1.

 

 

 

2.

 

 

 

3.

 

 

 

4.

 

 

 

5.

 

 

 

6.

 

 

 

7.

 

 

 

8.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

naskab publikasi osteoporosis

PENDAHULUAN   

 

            Saat ini wanita berusia 50 tahun berisiko 40% menderita patah tulang karena osteoporosis sedangkan menurut analisis data dari pusat penelitian gizi dan makanan Depertemen Kesehatan di 14 provinsi di Jawa dan Sumatra menunjukkan angka osteoporosis sudah mencapai 23,7% pada tahun 2006 diperkirakan jumlah osteoporosis lebih dari 5 juta orang  (Helmy, 2007).

            Osteoporosis paling cepat terjadi pada tahun pertama setelah menopause dan semakin dipercepat oleh gaya hidup yang tidak sehat. Kehilangan masa tulang pascamenopause mengakibatkan ketebalan tulang yang rendah yang merupakan determinan penting terjadinya patah tulang. Berdasarkan survei pada tahun 2006, oleh Perosi di Jakarta dan Bandung, patah tulang panggul penyebab kematian  yang cukup besar, yaitu : sekitar 10-12 % sehingga 15-20% pada tahun pertama setelah mengalami patah tulang. Sebaiknya wanita muda berusia muda mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan osteoporosis. Beberapa faktor risiko seperti kekurangan hormon estrogen karena menopause, kurang kalsium, kurang melakukan aktifitas fisik, banyak merokok, mengkonsumsi obat-obat tertentu (Sofyanuddin, 2007).

      Osteoporosis merupakan penyakit sangat berbahaya bagi kesehatan khususnya bagi wanita bahkan dapat menyebabkan kematian terbukti dari survei dilakukan perosi pada tahun 2006 di Jakarta, lebih dari 20% penderita osteoporosis meninggal dunia dalam kurun waktu setahun, bahkan dapat menimbukan kelemahan syaraf, ketidakmampuan fisik atau kecacatan kronis yang berujung pada kelumpuhan total organ gerak seperti organ ekstremitas bawah dan ekstremitas atas (Perosi, 2005).

      Osteoporosis adalah suatu kondisi  dimana tulang menjadi tipis, rapuh, keropos, dan mudah patah sebagai akibat bertambahnya  usia. Penyakit ini sering tidak disadari dan ditemukan secara kebetulan, misalnya saat mengangkat beban pada wanita aktif bekerja. Angka kejadian osteoporosis pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Satu dari tiga wanita mempunyai kecenderungan terkena osteoporosis sedangkan pada pria insiden lebih kecil 1 dari 7 pria (Dinkes Jakarta, 2006). Osteoporosis menjangkiti sebagian besar wanita pasca menopause, namun berdasarkan penelitian di daerah Jakarta dan Jawa Tengah pada tahun 2004, wanita usia  muda yaitu 25 tahun meningkat risiko osteoporosisnya. Pada usia diatas 25 tahun meningkat risiko osteoporosisnya. Pada usia diatas 45 tahun percepataan osteoporosis pada wanita 80% sedangkan pada pria 20%, penyebab osteoporosis dipengaruhi berbagai  faktor dan pada individu bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat, mengkonsumsi nutrisi rendah serat, tinggi  lemak, tidak berolah raga, pengetahuan osteoporosis yang kurang serta konsumsi kalsium masyarakat Indonesia yang masih rendah yaitu 254 mg perhari, padahal berdasarkan standar International adalah 1000-1200 mg perhari (Menkes RI, 2007).

      Cara yang paling tepat adalah pencegahan osteoporosis melalui upaya pencegahan sedini mungkin dengan membudayakan perilaku sehat  yang intinya mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur  kaya serat, rendah lemak dan kaya kalsium (1000-1200 mg kalsium perhari), tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol. Merokok dan mengkonsumsi alkohol yang tinggi dapat meningkatkan risiko osteoporosis  2 kali lipat (Helmy, 2007). Pemberdayaan perilaku hidup sehat untuk mencegah osteoporosis, sangat diperlukan peran aktif kader baik dari masyarakat umum maupun para selebritis yang menjadi idola masyarakat serta peran aktif petugas kesehatan dimanapun berada (Perosi, 2007).

      Pencegahan osteoporosis lebih penting dari pada pengobatan, contoh kasus misalnya pemberian terapi sulih hormon jangka panjang  (5 tahun) mencegah patah tulang akibat osteorosis sampai 30-40% (Bizar, 2005). Mulai pramenopouse, masa tulang mulai menyusut 0,5%-1 % setiap tahunnya. Setelah memasuki masa menopouse, dimana kadar hormon estrogen menurun secara signifikan, wanita bisa kehilangan 2%-3% masa tulang setiap tahunnya dan pengurangan masa tulang berlangsung selama 10 tahun masa awal menopouse. Diperkirakan selama hidupnya wanita akan kehilangan masa tulang 30-50%, sedangkan pria hanya 20-30% (Lenin, 2006).

            Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis dengan cek list, dan kuesioner kepada responden tentang pencegahan osteoporosis dan pengetahuan tentang osteoporosis didapatkan hasil bahwa tidak pernah minum susu 13 dari 20 responden, tidak pernah olahraga 11 responden dari 20 responden, minum teh dan kopi setelah makan 12 responden dari 20 responden. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden tidak mengerti tentang perilaku pencegahan osteoporosis secara baik sehingga penulis tertarik meneliti tentang perilaku pencegahan osteoporosis pada wanita pramenopouse.

      Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh puslitbang gizi Depkes pada 14 Propinsi angka

kejadian osteoporosis di Indonesia (22,5%), dari hasil riset penelitian 2007 dan daerah Yogyakarta mencapai 20,5% (Depkes, 2008). Propinsi yang termasuk osteoporosis tinggi adalah Yogyakarta dengan jumlah osteoporosis (22,5%), sedangkan berdasarkan data Dinkes (2009), Yogyakarta osteoporosis di wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman I  mencapai  orang (19,67%), 755 orang diantara adalah seorang wanita, merupakan jumlah osteoporosis tinggi di wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta. Dilakukan penelitian dengan alasan bahwa jumlah prevalensi kejadian osteoporosis cukup tinggi, penyakit Osteoporosis sangat sukar disembuhkan dan kesadaran penderita untuk berobat masih kurang dibuktikan dengan hanya 10% saja berobat jalan (Dinkes, 2009).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Konsep teoritik

  1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah ingatan yang telah dipelajari berkaitan dengan sekumpulan bahan yang luas, hal-hal terperinci untuk suatu teori tetapi apa yang diperlukan adalah menggunakan ingatan terhadap suatu keterangan (Notoatmojo,1998).

  1. Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

  1. Pramenopouse

Pramenopose adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi yang terjadi pada wanita berumur 40-55 tahun, dimulainya klimakterik, yang ditandai dengan perdarahan tidak teratur, seperti oligomenore, polimenore, dan hipermenore (Wiknjosatro, 1999).

Menurut Bagus (1999), keluhan akibat penurunan hormon adalah

1)       Keluhan psikologi yaitu menurunnya kemampuan berpikir dan ingatan.

2)       Jantung dan pembuluh darah, berkaitan dan dengan suplai darah ke jaringan.

3)       Alat kelamin berkaitan dengan liang senggama terasa kering, sensivitasnya yang kurang, daerah sekitarnya menipis sehingga mudah infeksi.

4)       Sistem hormonal berkaitan dengan penurunan jumlah hormon akibatnya berpengaruh pada metabolisme makanan.

5)       Fungsi saraf berkaitan erat dengan regenerasi sel saraf dan otak.

6)       Fungsi motorik behubungan dengan kelemahan otot.

ingin tahu lebih lanjut tentang naskah publikasi silahkan hubungi 085729320008,

 

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS DI GONDOKUSUMAN YOGYAKARTA

Normal
0

false
false
false

IN
X-NONE
X-NONE

MicrosoftInternetExplorer4

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;}

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang  

            Saat ini wanita berusia 50 tahun berisiko 40% menderita patah tulang karena osteoporosis sedangkan menurut analisis data dari pusat penelitian gizi dan makanan Depertemen Kesehatan di 14 provinsi di Jawa dan Sumatra menunjukkan angka osteoporosis sudah mencapai 23,7% pada tahun 2006 diperkirakan jumlah osteoporosis lebih dari 5 juta orang  (Helmy, 2007).

      Osteoporosis paling cepat terjadi pada tahun pertama setelah menopause dan semakin dipercepat oleh gaya hidup yang tidak sehat. Kehilangan masa tulang pascamenopause mengakibatkan ketebalan tulang yang rendah yang merupakan determinan penting terjadinya patah tulang. Berdasarkan survei pada tahun 2006, oleh Perosi di Jakarta dan Bandung, patah tulang panggul penyebab kematian  yang cukup besar, yaitu : sekitar 10-12 % sehingga 15-20% pada tahun pertama setelah mengalami patah tulang. Sebaiknya wanita muda berusia muda mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan osteoporosis. Beberapa faktor risiko seperti kekurangan hormon estrogen karena menopause, kurang kalsium, kurang melakukan aktifitas fisik, banyak merokok, mengkonsumsi obat-obat tertentu (Sofyanuddin, 2007).

      Osteoporosis merupakan penyakit sangat berbahaya bagi kesehatan khususnya bagi wanita bahkan dapat menyebabkan kematian terbukti dari survei dilakukan perosi pada tahun 2006 di Jakarta, lebih dari 20% penderita osteoporosis meninggal dunia dalam kurun waktu setahun, bahkan dapat menimbukan kelemahan syaraf, ketidakmampuan fisik atau kecacatan kronis yang berujung pada kelumpuhan total organ gerak seperti organ ekstremitas bawah dan ekstremitas atas (Perosi, 2005).

      Osteoporosis adalah suatu kondisi  dimana tulang menjadi tipis, rapuh, keropos, dan mudah patah sebagai akibat bertambahnya  usia. Penyakit ini sering tidak disadari dan ditemukan secara kebetulan, misalnya saat mengangkat beban pada wanita aktif bekerja. Angka kejadian osteoporosis pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Satu dari tiga wanita mempunyai kecenderungan terkena osteoporosis sedangkan pada pria insiden lebih kecil 1 dari 7 pria (Dinkes Jakarta, 2006). Osteoporosis menjangkiti sebagian besar wanita pasca menopause, namun berdasarkan penelitian di daerah Jakarta dan Jawa Tengah pada tahun 2004, wanita usia  muda yaitu 25 tahun meningkat risiko osteoporosisnya. Pada usia diatas 25 tahun meningkat risiko osteoporosisnya. Pada usia diatas 45 tahun percepataan osteoporosis pada wanita 80% sedangkan pada pria 20%, penyebab osteoporosis dipengaruhi berbagai  faktor dan pada individu bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat, mengkonsumsi nutrisi rendah serat, tinggi  lemak, tidak berolah raga, pengetahuan osteoporosis yang kurang serta konsumsi kalsium masyarakat Indonesia yang masih rendah yaitu 254 mg perhari, padahal berdasarkan standar International adalah 1000-1200 mg perhari (Menkes RI, 2007).

      Cara yang paling tepat adalah pencegahan osteoporosis melalui upaya pencegahan sedini mungkin dengan membudayakan perilaku sehat  yang intinya mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur  kaya serat, rendah lemak dan kaya kalsium (1000-1200 mg kalsium perhari), tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol. Merokok dan mengkonsumsi alkohol yang tinggi dapat meningkatkan risiko osteoporosis  2 kali lipat (Helmy, 2007). Pemberdayaan perilaku hidup sehat untuk mencegah osteoporosis, sangat diperlukan peran aktif kader baik dari masyarakat umum maupun para selebritis yang menjadi idola masyarakat serta peran aktif petugas kesehatan dimanapun berada (Perosi, 2007).

      Pencegahan osteoporosis lebih penting dari pada pengobatan, contoh kasus misalnya pemberian terapi sulih hormon jangka panjang  (5 tahun) mencegah patah tulang akibat osteorosis sampai 30-40% (Bizar, 2005). Mulai pramenopouse, masa tulang mulai menyusut 0,5%-1 % setiap tahunnya. Setelah memasuki masa menopouse, dimana kadar hormon estrogen menurun secara signifikan, wanita bisa kehilangan 2%-3% masa tulang setiap tahunnya dan pengurangan masa tulang berlangsung selama 10 tahun masa awal menopouse. Diperkirakan selama hidupnya wanita akan kehilangan masa tulang 30-50%, sedangkan pria hanya 20-30% (Lenin, 2006).

      Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis dengan cek list, dan kuesioner kepada responden tentang pencegahan osteoporosis dan pengetahuan tentang osteoporosis didapatkan hasil bahwa tidak pernah minum susu 13 , tidak pernah olahraga, minum teh dan kopi 11 responden dari 20.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden tidak mengerti tentang perilaku pencegahan osteoporosis secara baik sehingga penulis tertarik meneliti tentang perilaku pencegahan osteoporosis pada wanita pramenopouse.

      Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh puslitbang gizi Depkes pada 14 Propinsi angka kejadian osteoporosis di Indonesia (22,5%), dari hasil riset penelitian 2007 dan daerah Yogyakarta mencapai 20,5% (Depkes, 2008). Propinsi yang termasuk osteoporosis tinggi adalah Yogyakarta dengan jumlah osteoporosis (22,5%), sedangkan berdasarkan data Dinkes (2009), Yogyakarta osteoporosis di wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman I  mencapai  orang (19,67%), 755 orang diantara adalah seorang wanita, merupakan jumlah osteoporosis tinggi di wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta. Dilakukan penelitian dengan alasan bahwa jumlah prevalensi kejadian osteoporosis cukup tinggi, penyakit Osteoporosis sangat sukar disembuhkan dan kesadaran penderita untuk berobat masih kurang dibuktikan dengan hanya 10% saja berobat jalan (Dinkes, 2009).

B. Rumusan masalah

      Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil rumusan masalahnya adalah apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang osteoporosis dengan perilaku pencegahan osteoporosis pada wanita pramenopouse di wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta.

 

INGIN TAHU LEBIH LENGKAP SILAHKAN HUBUNGI 085729320008 BONUS KONSULTASI DENGAN PENULIS